Su lama beta tidak berblog ria hahaha
Bingung apa yang harusnya dijadiin judul. Intinya judul sama isi gak nyambung. Ini hanya kumpulan paragraf tak bermakna :)
Bagaimana bisa
dirimu melewatkan hari seolah tak pernah terjadi apapun?
Bagaimana bisa dirimu
menegakan kepala dan terus berjalan tanpa menengok kebelakang?
Mengapa tak ada
yang berubah seolah aku tak pernah berpengaruh bagimu?
Bukan maksudku
mengharapkan kesedihanmu. Hanya saja, mengapa yang terjadi padamu berbeda
dengan yang aku rasa. Aku bahkan menjadi ragu, apa benar aku pernah menjadi
yang berharga? Bagimu?
Bumi yang selama ini aku pijak terasa asing,Langit yang kupandang tak pernah lagi sama.
Aku selalu
terbangun dengan lubang hampa di dalam hati, selalu bertanya kepada Semesta
kapan ini semua berakhir. Kapan lubang itu tertutupi atau setidaknya siapa yang
akan mampu menutupinya? Karena bahkan sampai saat ini, aku merasa ragu akan ada
seseorang yang dapat melakukannya.
Aku tak sepertimu
yang mampu berlari cepat ribuan mil jauhnya hanya dalam sekejap mata. Berapa
kalipun aku berlari dengan sekuat tenaga, hingga jantung ini terasa sesak menahan
detakan yang memburu, nyatanya tak sekalipun aku pernah berpindah. Aku tetap
disini, di titik ini. Sungguh payah bukan?
Suatu ketika aku menetap, kini saatnya aku beranjak.
Hanya kalimat itu
yang selalu aku ucapkan untuk diriku sendiri. Menyakinkan bahwa sudah saatnya
untukku, berlari sepertimu. Namun apa? Lagi, aku lagi-lagi kembali ke titik itu.
Air mata yang
kupikir tak akan pernah kering, akhirnya terhenti. Bukan karena aku tak merasakan
kesedihan lagi. Hanya kini, aku sudah berteman baik dengan sepi, dengan rindu.
Bahkan aku sudah terbiasa dengan lubang hampa di dalam hati. Jadi buat apalagi
aku menangis?
Entah kapan aku
membangun dinding ini, tiba-tiba saja sudah berdiri tembok kokoh didalam hatiku.
Aku telah memagari hatiku.
No comments:
Post a Comment